Perubahan



Rasanya baru pertama kali dalam hidup ini, aku tidak menginginkan apapun. Tidak untuk saat ini. Setelah ku pikir-pikir lagi memang tidak ada yang 100 % murni baik atau buruk. Semua hal punya masing-masing sisinya. Semua punya paradoksnya. Tak ada makanan yang benar-benar sehat, tak ada yang benar-benar halal baik barangnya maupun kejadian dan cara mendapatkannya. Kita memang sedang berenang-renang di lautan najis. Kita seperti berjalan di jalan yang penuh duri, harus berjinjit-jinjit dengan mata awas.

Sebenarnya, apakah semua itu perlu? Nyatanya memang seperti itu, kita memang perlu membiasakan diri untuk berhati-hati. Membiasakan diri agar tak menikmati tiap-tiap ke najisan yang ada di dunia ini, pada akhirnya semua itu butuh dihadapi . Jika terus menolak atau menghindari kenyataan maka rasanya seperti mati, kemudian membusuk sendiri. Tak ada yang bisa kita lakukan untuk merubah dunia ini, sepertinya. Tak ada yang bisa mengubah sesuatu yang telah terjadi, namun mungkin kita bisa mengubah cara kita memandangi hal ini. Berfikir bahwa benar memang ada yang baik dan yang buruk. Benar bahwa tidak semua hal bisa sesuai dengan keinginan kita. Benar bahwa tidak ada yang sempurna. Kita selalu  bisa memilih, memilah mana yang bisa digunakan, bisa kita pakai, bisa kita makan. Mencoba mencari tau batas-batasnya agar diri tetap dalam keadaan yang baik. Agar frekuensi dengan sang pencipta juga tidak terhambat.

Apapun yang kita lihat, apapun yang kita dengar, yang kita makan, yang kita katakan yang intinya apapun yang kita masukkan dalam diri kita dan apapun yang kita keluarkan semuanya butuh pertanggung jawaban. Semua sangat berpengaruh pada jiwa kita, pada frekuensi. Ferkuensi dengan Allah. Bukankah itu cukup untuk membuat kita berhati-hati? Sekali lagi, tak ada yang bisa kita lakukan dengan semua ini atau apa-apa yang ada di luar diri kita, tapi kita selalu bisa merubah apa yang ada di dalam diri kita. Kita ini hanya partikel-partikel kecil dari perubahan, karena harapannya perubahan itu akan benar-benar terjadi ketika partikel-partikel kecil itu melakukan pergerakan. Yasudah, begitu saja.
Ponorogo, 18 Agustus 2019
Rizka Ulfiana, 22 th
Partikel kecil

Komentar